Selasa, 01 Juli 2014

Vinaku Pergi

VINAKU PERGI
Cerpen Karya Mila Jamilah
Vinaku Pergi - Cerpen Pendidikan Remaja
Namanya Vina... orangnya cantik, tajir, gaul namun sayang kalau bicara suka seenaknya dan mau menang sendiri.Vina adalah mahasiswa Fakultas Hukum tingkat 2 sama sepertiku. Anak seorang nomor satu di kampus itu, memang sangat terkenal dan banyak dikagumi mahasiswa lain, ya bagaimana tidak?? Selain parasnya yang menawan, dia juga pernah menjadi cover girl di kampus ini. Semua orang mengagumi dan memuja-muja Vina, begitu juga denganku. Sebenarnya dari pertama mengenal Vina, Aku sudah menyimpan simpati padanya, namun perasaan itu segera ku kubur dalam-dalam..Hemmm....Siapakah aku??? Aku hanyalah mahasiswa tak punya apa-apa yang bisa masuk Fakultas Hukum hanya dengan mengandalkan beasiswa.
***
Pagi itu suara bising anak-anak terdengar sampai ke luar. Bukan hal yang aneh lagi bagiku, pasti itu ulah Vina dan geng-nya...Ternyata dugaanku benar, cewek cantik itu sedang memamerkan barang-barang mewah yang baru saja di belinya.
“ Hai gusyy,,, liat deh tas gue,,keren kan??”
“Kerennnn” serentak anak-anak dengan noraknya.
“Iya lah,,, ini kan baru dibelikan bokap dari luar negeri”
“Waawww...” teriak anak-anak lagi...
Ku rebahkan punggungku di kursi. Kembali ciut hati ini. Ughhhh.... bagaimana bisa orang sepertiku dekat dengan cewek perfect seperti Vina..Sungguh sulit,,, Yaaa sulit, laksana mencari jarum di tumpukan jerami, kataku dalam hati.

**Perkuliahan pun di mulai, hingga akhirnya bel istirahat berbunyi. Saat itu aku tak lanngsung pergi ke Mesjid untuk sholat zuhur, karena harus membereskan buku-buku yang baru saja aku pinjam dari perpustakaan. Tiba-tiba ku dengar suara dari belakang.
“Haii kutu buku..” teriaknya.

Suara itu tak asing bagiku. Aku sangat tahu siapa dia. Satu-satunya orang yang sering memanggilku dengan sebutan ‘kutu buku’. Vina,,,, ya Vina.. dialah yang selalu memanggilku dengan istilah itu. Entah mengapa dari pertama kenal dia selalu memanggilku ‘kutu buku’. Emmm aku tak tahu, tapi yang pasti aku sangat nyaman dengan panggilan itu, apalagi Vina yang mengucapkannya. Dengan senyum yang mengembang, akupun segera menoleh ke belakang.
“Kamu panggil aku, Vin?”
“Iya lah, emang lo pikir siapa lagi kutu buku di kampus ini?”
“Emmm,,, ada apa ya Vin?
“Gue mau lo datang ke taman belakang kampus nanti sore setelah perkuliahan selesai.”
“Tapi ada ap.....” belum selesai aku bicara dia sudah enyah dari pandanganku.
Saat itu juga menyeruak berjuta pertanyaan dalam hatiku. “Ada apa ya? Tumben cewek cantik itu ngajak ketemuan.” Hemm.. ya sudahlah lihat saja nanti, apa yang dia inginkan dariku.
***

Perkuliahan selesai, ku masukkan buku-buku ke dalam tas. Segera ku keluar kelas, namun sebelum memenuhi permintaan Vina, aku ke Mesjid dulu untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah sholat, aku pergi ke taman belakang kampus. Di sana sudah terlihat Vina dan geng-nya. Ada rasa deg-degan saat aku menuju kesana, namun aku yakin Alloh akan melindungiku.
“Assalam’ualaikum.. maaf Vin aku telat.”
“Dari mana sich? Kenapa lo baru kesini?” tanyanya dengan nada keras tanpa menjawab salam dariku.
“Tadi aku sholat ashar dulu” jawabku tenang.
“Ya udah deh terserah lo mau dari mana aja, yang pasti lain kali kalo gue suruh lo temuin gue, lo jangan telat kayak gini lagi.”
“ Hemm,,, sebenarnya ada apa?”
“Nih,,, lo kerjain tugas makalah gue. Besok pagi harus sudah selesai!”
“Tappi....”
“Tapi apa?? Lo ga mau ngerjain tugas gue?” bentaknya kemudian..
“Bu,,,bu,,,kan...”
“Terus apa??? Inget ya kutu buku, lo disini kuliah gratis karena kebijakan bokap gue. Kalo gue mau, gue bisa bilang ke bokap buat cabut beasiswa lo.”
“Jangan, jangan, Vin, baiklah aku akan kerjakan tugas kamu.”
“Nahhh gitu dong...”
Belum sempat aku bicara lagi, mereka sudah pergi. Suasana pun hening, yang terdengar hanyalah detak jantungku yang masih berdegup kencang. Yaa Alloh,, sombong sekali dia. Tapi memamg benar, aku bisa kuliah disini karena kebijakan ayahnya. Sabarrr.....
***

Esok harinya, aku berngkat ke kampus seperti biasanya. Namun kali ini ada perasaan gundah yang aku rasakan. Kejadian kemarin masih membekas dalam ingatanku, kata-kata Vina masih terngiang jelas dalam gendang telingaku. Kulangkahkan kaki menuju kelas, namun aneh,, tak terdengar suara bising anak-anak. Ternyata, hari ini cewek sombong itu absen. Alhamdulillah,,ada sedikit ketenangan yang aku rasakan. Namun, terlintas pertanyaan dalam hatiku, “Kemana ya Vina?? Tak seperti biasanya dia absen kuliah”.

Setelah perkuliahan selesai, ku berjalan menuju Mesjid. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku.
“Sob, sob, baca ini deh!” pinta Doni sambil menyerahkan sebuah surat kabar.
“Ini apa, Don?” tanyaku penasaran.
“Kamu baca sendiri!” pintanya kemudian.
Ku buka surat kabar itu. Seketika mataku terbelalak saat membaca berita di halaman kedua. “Tidak mungkin...” hanya itu kata-kata yang terucap dari bibirku. Rasa tak percaya menyeruak dalam kalbu. Bagaimana mungkin orang sebaik Pak Atmadja bisa korupsi?? Selama ini Pak Atmadja dikenal sebagai orang yang baik dan jujur, beda dengan anaknya Vina. Tapi mungkin itulah kenyataan dibalik kebaikan Pak Atmadja. Sekarang dia harus mendekam di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
***

Ini adalah hari kelima Vina absen kuliah. Memang, setelah ayahnya divonis sebagai koruptor, tidak pernah terlihat lagi batang hidung Vina di kampus ini. Bagi sebagian orang, mungkin ketiadaan Vina di kampus menjadi suatu anugrah karena tidak ada yang pamer kemewahan lagi. Tapi bagiku,,, ketiadaan Vina justru membuat hatiku gundah. Meskipun Vina selalu menghina dan menjajahku, namun aku senang dengan keberadaannya. Kini suasana terasa berbeda. Tak ada lagi senyum manis gadis itu, dan tak ada panggilan kutu buku lagi.
Ketika perkuliahan sedang berlangsung, tiba-tiba terdengar ketukan dari luar kelas. Semua orang kaget saat dosen membuka pintu. Vina,,,, ya dialah yang mengetuk pintu tadi. Vina masuk dengan menundukkan kepala, terlihat kesenduan di matanya. Cukup lama Vina terdiam di depan kelas, sampai akhirnya dia mengangkat wajahnya.
“Teman-teman, mungkin kalian sudah tau apa yang terjadi pada keluargaku. Ayahku masuk penjara, semua harta kami habis disita bank, ibuku sakit karena belum bisa menerima kenyataan pahit ini, dan aku.....” tiba-tiba Vina menangis dan langsung berlari meninggalkan kelas.

Aku segera menyusulnya ke luar. Tak peduli apa kata orang, aku berlari mencari Vina. Tepat di pintu gerbang aku menemukannya.
“Vin,,,tunggu”

Seketika Vina pun berhenti dan menoleh kepadaku. Aku langsung menghampirinya dengan perasaan yang tak menentu. Orang-orang memperhatikan kami, tapi tak ku hiraukan hal itu.
“Kamu,,,,,” hanya itu yang keluar dari bibir manisnya
“Ya Vin ini aku, orang yang selalu kamu panggil kutu buku”
“Ma..maafkan aku...”
“Sudah lah Vin, dari dulu aku sudah memaafkan kamu.”
“Terima kasih,,”
Belum sempat ku berkata dan ungkapkan perasaanku, dia sudah berlalu. Kini tak ada kesombongan itu. Kini tak ada tas mewah lagi. Semuanya telah hilang, seiring dengan hilangnya Vina dari pandanganku. Jauh,,, dan semakin jauh,,, Selamat tinggal Vina, selamat tinggal kemewahan!!!

PROFIL PENULIS
Mila Jamilah, 08 Juli
"Miel Mustofa Al-Rasyid)

0 komentar:

Posting Komentar

 photo tyuuu_zpsc6ef6817.jpeg"/>" /> KPA photo 10169318_1490733947824313_8365615283135808455_n_zps90846386.jpg" /> Ame Mayday photo 20140502_110353_zpscef26929.jpg" /> gpmd photo 1012032_1446233695607672_1066147129_n_zps3f4d6c09.jpg" />  photo nbv_zpsc8429ade.jpg"/>" /> gpmd4 photo 1491_678730012152865_1221172235_n_zps4dfde858.jpg"/>" /> gpmd3 photo 1491_678730012152865_1221172235_n-Salin_zpsf038dc5f.jpg"/>" /> gpmd2 photo 1491_678730012152865_1221172235_n-Salin-Salin_zps3b3d0b92.jpg"/>" />  photo --9-98-89-98-967_zpsb0261f2e.jpeg"/>"/>" />