DEMI SEBUAH JANJI DALAM PERJALANAN
Cerpen Karya Miftachur Rosyad
“Hujanitu berkah,Hujan itu anugerah,Hujan itu kehidupan….”(mr)
“Tidurlahjika
kau yakin bahwa di atas bantal terdapat mimpi-mimpi tentang
kemajuan,Tapijika tidak,bangkitlah … dan lakukan sesuatu “(adz-mr)
“
Nanti kujemput,di mana?di tempat biasasaja,itulah janjiku pada seseorang
yang kukagumi,”Sore itu aku gelisahmenyaksikan langit di kota ini mulai
berubah wajah,kecerahan warna lambat launtergeser oleh arak-arakan awan
hitam dan terus menghitam pekat lagi menakutkan,akuyang sedari tadi
menyaksikan fenomena alam tersentak teringat sebuah janjiuntuk menjemput
gadis suci penyemangat nurani……ahhh ngaji saja dulu
pikirku,bergegaskutenteng meja buatanku besrta kitab dan kudekap erat
bak pecinta yang takingin berpisah dari kekasih hatinya,konsentrasi
penuh mulai kusimak saat Sangmaha guru membacakan kata perkata dari
kitab yang di kaji untuk kemudiankusalin dalam mushaf kitab cintaku
dengan tarian pena made in china yang kubelibeberapa hari yang
lalu,sesekali kulirik jam dinding di ujung mushola,hmmhsudah hampir
jam4sore,perasaan resahgelisah mulai menyerang dan menggelayuti
pikiranku namun pengajian tak kunjungusai,entahlah aku yang mulai tak
sabaratau memang terlalu lama,ya…kuselesaikan saja mungkin tak lama lagi
gumamkudalam keresahan,ternyata benar tepat jam 4 lewat 10 menit
pengajianpunusai,Alhamdulillah kataku seraya tersenyum.
 |
Cerpen Kehidupan - Demi Sebuah Janji Dalam Perjalanan |
Tak butuh waktu lama kupreteli bajukoko,sarung dan kopyah putih
kebanggaanku berganti dengan satu-satunya celanajeans coklat kubeli
setahun lalumenjelang lebaran yang sedari tadi telah kupersiapkan dengan
sentuhan setrikaselarasdengan itu kupakai jaket hasil barter dengan
temanku yang warnanya sudahtak asli lagi mungkin luntur di makan usia
segera kuambil tas hitamku yangkudapat dari hasil gaji menyebarkan
kalender salah satu capres yang akanberlaga dipilpres 2014 depan tak
lupa mengecek si merah berroda dua yang sedarikemarin belum dapat jatah
minum bersubsidi dengan semngat 45 atau 46nyavalentine rossi atau rosyad
kupacu si merah menerobos guyuran air yang sedaritadi berbaris rapi
dari atas ke bawah melintasi jalanan yang penuh sesak olehhingar binger
kendaraan mobil motor made jepang,cina atau yang trendi sekarangmade in
korea yang di gemari kawula muda bahkan kekek nenek di bumi
persadaIndonesia tercinta ahh…pikirku kacau,kembali konsentrasiku
tertuju pada gadismanis berkacamata dengan senyum
khasnya,tit…tit…tit…tit bunyi hape jadulmengagetkanku,kurogoh saku
jaketku kubuka satu sms dari gadis itu,di sini hujangak usah jemput
saja,perasaan kecewa mulai menerpaku lebih deras dari padahujan
ini,namun aku terinagt slogan dari salah satu parpol yang warnanya
miripdengan sepeda motorku,tekad bulat,itulah yang tidak memaksaku untuk
mengeremdan berbalik arah pulang,kubalas smsnya ini aku sudah di jalan
kataku dalam pesan singkatku ,ya sudahterserah kalau begitu, ia
menjawab.
Segala puji bagi Tuhan semesta alamujarku,dan sampailah aku di
tempat perjanjian ialah terminal arjosari yangmungkin kelak menjadi
tempat bersejarah kami serta tempat berziarah cinta bagi kami sebagai
satu bentukterimakasih yang tak terhingga jika kami di persatukan dalam
mawaddah warahmahnamun bila tidak demikian biarlah terminal itu menjadi
saksi bisu sejarah diamdalam keluluhanku, tak terasa keperkasaanku
sebagai laki-laki hilang tak sadar mataku meneteskan air mata
karenacampur aduknya perasaanku,tit…tit…tit…tit si tua berbunyi lagi
mungkin ia telah tiba ,dengan cepat kubuka sms dankubaca dengan hati
berbunga setaman tujuh rupa,ternyata gadis imut itu barusampai di fly
over,pikiranku mencoba tenang namun perasaanku carut marut akubergumam
pasti sebentar lagi gadis pujaanku datang karena jika di ukur
denganspeedo meter motorku hanya butuh waktu seper sekian detik
saja,tidak apa-apakataku menenangkan diriku sendiri yang sedari tadi
risau,untungnya aku datangterlebih dulu jika tidak betapa tak teganya
diriku melihatnya menunggu,karenaoleh seorang pelantun lagu terkenal di
nusantara berkata “menunggu adalah sesuatu yang menyebalkan bagiku”tapi
tidak buatku.
Terlalu asyik berdialektika dengan dirikusendiri
tak kusadari ada satu pesan di hape mungilku,aku sudah sampai,kamu
dimana ?,di pintu masuk bus,aku melihatnya dari kejauhan,sepertinya
iamencari-cariku,segera kutampakkan diriku dari balik pos pantau bus
akdp,kulihatia tersenyu padaku,lega rasanya yang di nanti ahirnya datang
juga,inilah buktidari ketulusanku menunggunya dan salah besar yang di
katakan penyanyi di atas,kamunyebrang atau aku kesitu? Kataku dalam
pesan singkat,ia tidak membalas dansegera menyeberang jalan untuk
berjalan ke arahku,hmmm kasihan dia kehujanan,Ehkirain angkotnya
berhenti di fly over,candaku mencoba mencairkan suasana,yanggak lah
gadis berkacamata itu meladeni pembicaraanku,gimana nih hujannyatambah
deras saja,kita langsung berangkat atau menunggu agak
redadikit?tanyaku,mmm nunggu biar agak reda dulu saja, ia
menukas,kuteruskanpembicaraan,aku bawa mantel dua tapi yang satunya
jelek karena terbuat darikresek,mau pake?,gak usah nanti malah ribet,oh
ya sudah kalau gitu,di rumah adasiapa?,ada ibu dan adek,bapaknya
kemana?
Dengan pelan ia menjawab bapak nggakada,kemana?,ya sudah nggak ada.dan
betapa menyesalnya kenapa pertanyaan yangmungkin membuatnya sedih
terlontar dari mulutku.segera kualihkan pembicaraantentang
kuliahnya,jadi ikut study tour?,insyaallah jadi,berapa
hari?,tigahari.Perasaan resah kembali membayangiku berarti dalam waktu
tiga hari bisajadi lebih aku tak lagi melihat parasnya,aku diam sejenak
dan bertanya beberapahal,dalam benakku alangkah romantisnya kalau
ngobrol sambil minum jus apel atausegelas kopi walau di warung amat
sangat sederhana tapi apa daya uangku hanyapas-pasan buat menafkahi si
merah yang kehausan lebih tragis lagi untuk membelisebatang rokokpun
taka da,entah ada angin apa gadis cantik berjilbab anggun disampingku
bertutur ,sebentar lagi aku magang 4bulan,di mana?,belum
tau,sambilsedikit sok tau aku berkata mungkin di batam atau di bandung.
Bagai di tusuk sembilu sebenarnya hatiku kaliini benar-benar
bersedih dalam sedalam-dalamnya,banyak yang ku tafsirkan,meskiaku tau ia
tak bermaksud melukaiku,aku mengira waktu selama itu semuanya
akanberubah,ia akan pergi meninggalkanku,ia tak lagi mengingatku,lebih
ekstrim lagiia akan mendapatkan hati yang lain yang lebih dari aku lebih
gagah karena akukerempeng,lebih kaya karena aku belum kaya,bermobil
mewah yang memang layak dinaiki oleh gadis secantik dia sedangkan yang
ku punya baru si merah bekaspemberian dari keringat orang tua yang
berjualan terompet tahun baru di tanahpapua,karena memang ku akui ku tak
punya banyak kelebihan kecuali ber imajinasi,semoga saja ia tidak tau
isi hatiku,untung saja sore ini hujan ia tak cukuptau kalau aku kembali
meneteskan air mata karena perasaan cintaku semakinbersemi padanya.
Ayo
berangkat…kupecahkan suasana segera iamengambil posisi di
belakangku,dengan sigap si merah menuruti perintahku tancapgas lets
go…betapa terlihat dungu dan bodohnya aku kenapa aku mestimenangis,apa
yang ku tangisi,Langit tak henti menangis sementara
kuterobosbarisan-barisan hujan yang coba menghalangi lajuku,mungkin ini
tak bisa terlupasepanjang episode hidupku.Kok diam?,mmh suara gadis
jelita di belakangkumenyadarkanku dari lamunanku yang mengharu
biru,belum sempat ku menjawab iakembali bertanya,Katanya kalau ketemu
mau bicara banyak?,iya wi jawabku,ya dewinama gadis di belakangku tapi
bukan dewi yang sering muncul di panggung atau ditivi tapi ini dewiku
yang kuharap menjadi pendamping hidupku kelak.iyasebenarnya banyak hal
yang ingin kukatakan dengan indah tapi untuk masalah yangsatu ini
berat,ya kalau berat jangan di katakana,mmm baiklah akan
kukatakan,lhokatanya berat nggak usah saja,sekarang udah nggak berat
kok…mungkin ia telahmengerti bahasa jiwaku segera ia menjawab,aku masih
ragu,aku masih bimbang,fifti-fifti jika kukatakan iya takut kecewa
entahlah akubingung,kecewa itu kan manusiawi tapi jangan larut dalam
kekecewan,ujarkumeyakinkannya,terus bagaimana langkah kedepannya?,tanpa
pikir panjang kujawabGet married,haaah dengan histeris ia menjawab aku
belum mau menikah aku masihpengen bersenang-senang,bermain-main.aku
kembali diam,ia menruskan perkataannya, kamu kan sudah berumur sudah
waktunya sementara aku masih kecil,usia kita kancuma selisih lima tahun
wi,dan kami sama-sama diam,tanpa tau apa yang sedangkami pikirkan
masing-masing.
Waktu kian mewaktu adzan maghribpunberkumandang.Belok arah
mana?kanan,ya sudah lurus saja,guyuran hujan tiadahenti kembali aku
teringat pada perkataannya tadi ialah” 4 bulan” ya tentubukan waktu yang
sedikit,seakan aku ingin terjun bebas kedasar jurang untukmemusnahkan
mimpi-mimpi indahku tuk dapat bersamanya dan terlahir kembalimenjadi
Jivan mukti seperti yang di katakan oleh filsuf madzhab kepanjen dalam
bukunyaFilsafat Timur .Tapi di sisi lain aku ini orang ber agama yang
sedari kecil diajarkan tentang iman yang berarti yakin,meski aku tak
mampu berbuat banyakuntuk itu namun aku punya Tuhan yang selalu memberi
asal aku mau dekatdengan-NYA,
Bahkan aku disuruh mengajukan proposal-proposal sebanyak-banyaknya untuk kemudian dikabulkannya dan kuyakini itu.
Kulihat dari kaca spion gadis di belakangkusepertinya kehujanan,Kamu kehujanan?,Nggak aku bersembunyi di belakang mu.
Akubisa sedikit tersenyum mendengar kata-katanya yang seolah
memanja.Sudah hampirsampai tepatnya fly over mergosono,dalam benakku
lebih baik aku lewatatas,seolah mendukungku si merah melaju dengan
kelincahannya mendaki jalantinggi itu,tiba-tiba gadis di belakangku
berteriak,Lho kok lewat atas,ngg akboleh ! , memang dalam peraturan
Lantas tidak di perkenankan roda dua naik flyover,ku jawab dengan santai
ya kalau di tangkap bilang saja lagi nyidam…padahaldalam hatiku berkata
sengaja aku lewat jalan tinggi inihendak memberipengertian padanya
bahwa gambaran cita-cinta luhurku untuk bersamanya yangteramat sangat
tinggi melebihi fly over mergosono yang kita lewati ini , Tak lama
kemudian kamipun sampai dipersimpangan jalan.
Turun di sini saja kang begitulah ia berkata,sementara hujanmasih
membasahi persada haru rasanya melihatnya berjalan sendirian di
kegelapanmalam yang mulai meninggi,kusodorkan mantel yang kupakai namun
ia menolakdengan bahasa halus sehalus kulitnya bak putri keraton,dengan
terpaksa kuberiia mantel kresek khas tukang becak di pinggir masjid
jami’,entah kenapa ialebih memilih mantel jelek itu,mungkin karena
kasihan kepadaku atau menyamakanjeleknya mantel kresek dengan jeleknya
rupaku yang khas ndeso.Hahaha akupunbisa tertawa tapi hanya dalam hati
ke-empatku , perlahan ia mulai berjalanmeninggalkanku sebab itulah yang
berlaku karena aku tak mungkin mengantarnyapada tempat yang di
tuju.Segera kuputar arah kembali melaju dengan si merahroda dua menuju
tempat lain guna menenangkan pikiranku pada 4-bulan tak lupaaku sms dia
hati-hati ya… beberapa saat ia menjawab,ini baru sampai danterimakasih.
Sebuah perjalanan tiada pernah berahir sampaibertemu pada muara,memang
banyak rintangan yang harus di
laluikubangan,tanjakan,tikungan,terjal,curam yang membingungkan ketika
padapersimpangan jalan,memilih mana yang mesti di lewati.Selayaknya
melibatkanTuhan dalam urusan ini,Tuhan tunjukkanlah jalan yang
lurus,jalan orang-orangyang Engkau beri nikmat,bukan jalan orang-orang
yang Engkau murkai bukan pulajalan mereka yang sesat.
PROFIL PENULISMiftachur Rosyad
Nyantri didarussalam kota malang asline sih L.A (baca: Lamongan Asli) fb Est Rosyad