BURUNG HERING
terkapar di pelataran
luka menjerit sedalam perigi
tersuruk nasib
garuda terlumatkan maut
dunia burung heboh
riuh redah kabar kematian
burung burung hering
pemakan bangkai
bersembah sujud
untuk
sketsa kematian nan pilu
kawanan burung hering
terpahamkan
garuda inspirasi abadi
peradaban masa depan
kata seekor burung hering:
saatnya kembali menjelajah negeri
terbang ke puncak puncak gunung
mencari lagi
sosok seanggun burung garuda
agar di masa depan
masih ada denyut peradaban
dengan lirih
seekor merpati berkata:
wahai hering pemakan bangkai
sungguh pun kalian busuk
ternyata masih tersisa secercah cahaya
aku bersama kalian
bersama nurani peradaban
aku bersama kalian
meraih kemuliaan masa depan
seekor rajawali pun ikut berucap:
takkan pernah ada lagi peradaban
kecuali peradaban spiritual
kita kembali membutuhkan
kehadiran burung garuda
menjaga nyala api
peradaban spiritual
ooh burung-burung
kalian telah menyindir nyinyir
kami bangsa manusia
lantaran gagal
menemukan pemimpin
bersukmakan peradaban spiritual
ooh burung-burung
kepada siapa kami
musti meminta maaf.
kepada siapa?
sontak, sekawanan burung hering
menjawab:
datangilah pusara pendiri negerimu
minta maaflah kepada pendiri negerimu
sebab kalian telah mengabadikan
kesadaran kesadaran somplak
sehingga
negeri kalian kini menghitung hari
untuk kemudian ambruk terbenam
ke dalam perut bumi sejarah
dan sebentar lagi,
negeri kalian berubah fosil
sekadar tulang belulang
terselimutkan debu debu sejarah
carilah pemimpin dengan kedigdayaan
seekor burung garuda.
Kampung Kandang, 27 September 2010
(4)
Puisi Karya
Anwari WMK
0 komentar:
Posting Komentar